Rabu, 12 Oktober 2016

makalah Teori Sosial





BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Teori merupakan bentuk tertinggi dari pengetahuan. Karena tidak semua para ahli para ahli pandai membuat dan menghasilkan teori – teori baru. Di sinilah mengapa orang yang berhasil membuat teori sangat dihargai, karena teori merupakan tujuan utama dari ilmu pengetahuan pada umumnya.
Hal yang paling penting yang sama – sama dimiliki oleh para teoritikus adalah bahwa mereka tidak semata – mata melukkiskann kehidupan sosial atau menceritakan sejarah perkembangan sosial demi kehidupan sosial, atau menceritakan sejarah perkembangan sosial itu sendriri. Mereka lebih berusaha membantu kita untuk melihat masyarakat manusia dengan cara tertentu sehingga apa yang kita peroleh dengan membaca karya – karya mereka tidak hanya lebih banyak informasi mengenai kehidupan sosial, melainkan sesuatu yang jauh lebih penting lagi, yaitu sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai hakekat hubungan – hubungan sosial manusia.
1.2       Rumusan Masalah
1.     Jelaskan Apa Pengertian Dan Peranan Teori ?
2.     Jelaskan Tentang Teori Fungsionalisme.?
3.     Jelaskan Tentang Teori Struktural.?
4.     Jelaskan Tentang Teori Konflik.?
5.     Jelaskan Tentang Teori Pertukaran.?
6.     Jelaskan Tentang Teori Interaksionisme Simbolik.?
1.3       Tujuan
1.      Untuk Menjelaskan Pengertian Dan Peranan Teori.
2.      Untuk Menjelaskan Tentang Teori Fungsionalisme.
3.      Untuk Menjelaskan Tentang Teori Struktural.
4.      Untuk Menjelaskan Tentang Teori Konflik.
5.      Untuk Menjelaskan Tentang Teori Pertukaran.
6.      Untuk Menjelaskan Tentang Teori Interaksionisme Simbolik.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Teori Sosial
Teori merupakan bentuk tertinggi dari pengetahuan. Karena tidak semua para ahli para ahli pandai membuat dan menghasilkan teori – teori baru. Di sinilah mengapa orang yang berhasil membuat teori sangat dihargai, karena teori merupakan tujuan utama dari ilmu pengetahuan pada umumnya. Hal yang paling penting yang sama – sama dimiliki oleh para teoritikus adalah bahwa mereka tidak semata – mata melukiskan kehidupan sosial atau menceritakan sejarah perkembangan sosial demi kehidupan sosial, atau menceritakan sejarah perkembangan sosial itu sendriri. Mereka lebih berusaha membantu kita untuk melihat masyarakat manusia dengan cara tertentu sehingga apa yang kita peroleh dengan membaca karya – karya mereka tidak hanya lebih banyak informasi mengenai kehidupan sosial, melainkan sesuatu yang jauh lebih penting lagi, yaitu sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai hakekat hubungan – hubungan sosial manusia.
Berikut ini adalah pengertian teori menurut para ahli :
·         JONATHAN H.TURNER
Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi
·         LITTLEJOHN&KARENFOSS
Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena
·         NAZIR
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
Jadi bisa kita tarik kesimpulan bahwa “Teori merupakan pemikiran dan ide-ide mengenai sesuatu hal dimana kita bisa mengetahui bagaimana dan mengapa suatu fenomena dapat terjadi.” Sedangkan istilah sosial berasal dari bahasa latin “socius” yang artinya teman/masyarakat. Artinya :
Teori sosial merupakan gabungan atau kumpulan dari konsep-konsep sosial yang telah diuji kebenarannya secara umum (obyektif, metodologis) dan memiliki sifat generalisasi.
Unsur – unsur utama sebuah teori menurut Campbell (1994 : 15) adalah definisi, deskripsi, dan penjelasan.
1)      Definisi, memberitahu kita bagaimana penulis akan memakai istilah – istilah kuncinya, setiap teoritikus tentang masyarakat misalnya, harus menjelaskan apa yang ia maksud dengan kata masyarakat, dan menawarkan pandangan tertentu mengenai peristilahan pokok, seperti interaksi, kontrak,maupun solidaritas.
2)      Deskripsi, merupakan sebuah kegiatan yang tanpa akhir dan selalu belum selesai serta tanpa batas. Jadi, tidak terhingga banyaknya fakta yang harus ditemukan, diselidiki, dibuktikan, atau diperdebatkan.
3)      Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi dengan mengatakan hal – hal apakah yang dapat memberikan pada kita suatu tertentu mengenai mengapa suatu kenyataan seperti itu ?.

2.1       Peranan Dan Manfaat Teori
1.      Teori Sebagai Kerangka Kerja Untuk Melakukan Penelitian
Mengenai pentingnya teori sebagai kerangka kerja untuk penelitian, dimaksudkan untuk mencegah praktek – praktek pengumpulan data yang tidak memberikan sumbangan bagi pemahaman peristiwa.
2.   Teori Memberikan Suatu Kerangka Kerja Bagi Pengorganisasian Butir – Butir Informasi Tertentu
Dalam hal ini fakta – fakta, proposisi, dan kaidah – kaidah itu dapat diturunkan dari sebuah teori dan disusun secara sistematik, yang dilengkapi dengan ciri – ciri pokok selanjutnya, yaitu keumuman (generality), rasionalis, objektivitas, kemampuan diperiksa kebenarannya dan kemampuan menjadi milik umum.
3.   Teori Berguna Untuk Mengungkapkan Kompleksitas Peristiwa Yang Kelihatannya Sederhana
Secara umum, fungsi ketiga dari suatu teori adalah bahwa teori sering mengungkapkan seluk beluk dan kompleksitas peristiwa – peristiwa yang tampaknya sederhana.
4.    Teori Berfungsi Untuk Mengorganisasi kembali Pengalaman – Pengalaman Sebelumnya
Di dalam ilmu pengetahuan, keberadaan teori – teori lama mutlak diadakan peninjauan kembali untuk dikaji dan diuji validitasnya dan relevansinya secara mendalam.



5.   Teori Berfungsi Untuk Prediksi Dan Kontrol
Hal ini dikemukakan oleh Kerlinger (2000 : 16) bahwa di samping ilmuwan mempersoalkan  penjelasan dan pemahaman tentang ilmu, juga tidak kalah pentingnya adalah melakukan prediksi dan kontrol .
2.3       Macam-Macam Teori Sosial
Pada abad-19 sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu berupaya membangun suatu teori sosial baerdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Macam – macam teori sosial :
1.      Toeri Fungsionalisme
Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup.
2.      Teori Struktural
Yang menjadi objek kajiannya adalah sistem sastra, yaitu seperangkat konvensi yang abstrak dan umum yang mengatur hubungan berbagai unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur tersebut berkaitan satu sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme, antara lain :
a)      Aristoteles, ada 4 konsep dasar yang ditemukan oleh Aristoteles yaitu:
·         Order berarti urutan dan aturan. Urutan aksi harus teratur dan logis.
·         Unity berarti bahwa semua unsur dalam plot harus ada, dan tidak bisa
bertukar tempat tanpa mengacaukan keseluruhannya.
·         Complexity berarti bahwa luasnya ruang lingkup dan kekomplekan karya
harus cukup untuk memungkinkan perkembangan peristiwa yang logis
untuk menghasilkan peredaran dari nasib baik ke nasib buruk ataupun sebaliknya.
·         Coherence berarti bahwa sastrawan tidak bertugas untuk menyebutkan hal-hal
yang benar terjadi, tetapi hal-hal yang mungkin atau harus terjadi dalam
rangka keseluruhan plot.
b)     Ferdinand De Saussure
Secara garis besar, konsep Saussure menganggap linguistik merupakan ilmu yang otonom.Jika ditarik dalam ilmu sastra, maka karya sastra juga memiliki sifat keotonomian sehingga pembicaraan mengenai karya sastra tidak perlu dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.
3.      Teori Konflik.
Konflik secara etimologis adalah pertengkaran, perkelahian, perselisihan tentang pendapat atau keinginan; atau perbedaan; pertentangan berlawanan dengan; atau berselisih dengan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik mempunyai arti percekcokan; perselisiah; dan pertentangan. Sedangkan menurut kamus sosiologi konflik bermakna pertentangan secara terbuka antara individu-individu atau kelompok-kelompok di dalam masyarakat atau antara bangsa-bangsa.
Dengan demikian yang dimaksud dengan teori konflik adalah beberapa teori atau sekumpulan teori yang menjelaskan tentang peranan konflik, terutama antara kelompok-kelompok dan kelas-kelas dalam kehidupan sosial masyarakat.
Tokoh-tokoh teori konflik terbagi ke dalam dua fase yakni tokoh sosiologi klasik dan tokoh sosiologi modern. Adapun tokoh-tokoh teori konflik sosiologi klasik adalah sebagai berikut:
a.      Polybus, Teori konflik yang dikemukakan oleh Polybus bertolak dari keinginan manusia membentuk suatu komunitas sehingga teori konflik yang dikemukakan polybus diformulasikan sebagai berikut:
b.      Ibnu Khaldun adalah Sosiolog sejati. Hal ini didasarkan pada pernyataannya   tentang beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan peristiwa-peristiwa sosial dan peristiwa-peristiwa sejarah.
c.       Nicolo Machiavelli, Menurut Machiavelli pada awalnya manusia hidup liar bagaikan binatang buas, ketika ras manusia semakin meningkat jumlahnya mulai dirasakan kebutuhan akan adanya hubungan dan kebutuhan pertahananan untuk menentang satu dengan yang lainnya dan memilih seseorang yang sangat kuat dan berani untuk dijadikan sebagai pemimpin mereka yang harus dipatuhinya. Kemudian mereka mengenal baik dan buruk dan dapat membedakan mana yang baik dan yang jahat.
d.      Jean Bodin, Inti pemikirannya pada konsepsi titah kedaulatan sebagai esensi dari masyarakat sipil. Hukum diperlakukan sebagai titah kedaulatan. Hukum adat dipandang sah apabila didukung oleh kedaulatan, karena kedaulatan memiliki wewenang tak terhingga untuk membuat hukum.
e.       Thomas Hobbes, mengemukakan bahwa pada dasarnya dorongan utama dari tindakan manusia diformulasikan pada tingkatan pertama manusia dengan keinginannya terus-menerus dan kegelisahannya akan kekuasaan setelah berkuasa, artinya rasa ingin berkuasa akan berhenti bilamana sudah masuk liang kubur.
4.      Teori Pertukaran
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori Pertukaran Sosial dikembangkan oleh :
a.   Thibault dan Kelly, menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
b.   George C. Homans (1974 ), Beliau percaya bahwa struktur manusia tidak berlaku secara semula jadi atau di luar jangkaan pemikiran manusia seperti mesin. Sesuatu yang berlaku itu merupakan perilaku ataupun tindakan manusia itu sendiri dimana ia dipengaruhi tindakan serta pemikiran seseorang. Menurutnya, “semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, makin sering satu betuk tindakan tertentu memperoleh imbalan, makin cenderung orang tersebut menampilkan tindakan tertentu tadi”, Makin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang maka makin besar pula kemungkinan perbuatan tersebut di ulangnya kembali.
c.   Peter M. Blau mengatakan tidak semua perilaku manusia dibimbing oleh pertukaran sosial, tetapi dia berpendapat kebanyakan memang demikian. Social Exchange yang dimaksudkan dalam teori Blau ialah terbatas pada tindakan-tindakan yang tergantung pada reaksi-reaksi penghargaan dari orang lain dan berhenti apabila reaksi-reaksi yang diharapkan itu tidak kunjung munncul.

5.    Interaksionisme Simbolik
Pengertian interaksi dalam kamus bahasa Indonesia adalah saling mempengaruhi , saling menarik, saling meminta dan memberi. Dalam bahasa inggris disebut interaction yang dalam kamus ilmiah berarti pengaruh timbal balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan simbolik dalam kamus bahasa indonesia berarti perlambangan, dan dalam bahasa inggris disebut symbolic yang dalam kamus ilmiah berarti perlambangan, gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau pelambang. Tokoh-tokoh Teori Interaksionisme Simbolik antara lain :
1.      Chales Horton Cooley, Dalam pandangannya individu ada berkat proses berlanjut hidup secara biologis dan sosial. Sebaliknya, masyarakat sangat terkantung dari individu, karena individu itulah yang menyumbangkan sesuatu pada kehidupan bersama. Kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Individu dan masyarakat bukanlah relitas-realitas yang terpisah, melainkan merupakan aspek-aspek distributif dan kolektif dari gejala yang sama. Dengan demikian, antara individu dan masyarakat merupakan dua sisi dari realitas yang sama. Keduannya ibarat dua sisi dari satu mata uang.
2.      George Herbert Mead, baginya tertib masyarakat akanterjadi manakala ada komunikasi yang dipraktikkan melalui simbol-simbol. Untuk menjelaskan sifat spesifik komunikasi ini, maka komunikasi antar manusia harus di bandingkan dengan komunikasi antar hewan.
3.      John Dewey, teori pengenalan ini menghasilkan suatu citra manusia yang dinamis, anti deterministik dan dengan optimisme. Manusia tidak secara pasif menerima begitu saja pengetahuannya dari luar, tapi sebaliknya secara aktif dan dinamis membentuk sendiri pengetahuan dan tindakannya.
4.     Herbert Blumer, menurutnya aktor akan memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokkan dan mentransformasikan makna dalam kaitannya dengan situasi dimana dan kemana arah tindakannya. Sebenarnya, interpretasi harus tidak di anggap hanya sebagai penerapan makna-makna yang dipakai dan disempurnakan sebagai instrumen bagi pengarahan dan pembentukan tindakan.
















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sesuai paparan diatas dapat disimpulkan bawaha Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi
Pendekatan strukturalis terhadap sastra dan karya sastra harus di tempatkan dalam seluruh model semiotic : penulis,membaca ,kenyataan,tetapi pula system sastra dan sejarah sastra semuanya harus dimainkan peranya dalam interprestasi karya sastra yang mnyeluruh. Tapi sekaligus harus dikatakan bahwa dalam rangka semiotic analisis struktur tetap penting dan prlu
Teori Konflik telah dikemukakan oleh para sosiolog baik oleh sosiolog klasik maupun sosiolog modern. Teori konflik klasik cenderung memandang konflik ditinjau dari segi sifat alami manusia yang cederung saling memusuhi dan saling menguasai terutama dalam hal kekuasaan. Adapun teori konflik modern lebih bersifat kompleks dan muncul sebagai kritikan atas teori fungsionalisme structural. Tokoh yang sangat terkenal dengan teori konflik modern adalah Ralf Dahrendorf.
Interaksionisme Simbolik adalah salah satu model penelitian budaya yang berusaha mengungkap realitas perilaku manusia. Falsa­fah dasar interaksionisme simbolik adalah fenomenologi.
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut.
Realitas Sosial merupakan suatu peristiwa yang memang benar – benar terjadi di tengah masyarakat. Masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.



DAFTAR PUSTAKA


Bachtiar Wardi, 2006 Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pusat Bahasa, 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 
Jary David dan Julia jary, 1991. Sosiology Dictionary, New York: Harper Collins,
Supardan Dadang,. 2008 Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Srtuktural, Jakarta
Urry, John (2000). "Metaphors". Sociology beyond societies: mobilities for the twenty-first century. Routledge.
Teeuw, A. (1987). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya
Soeprapto, Riyadi. 2001. Interaksionisme Simbolik perspektif sosiologi modern. Malang: Averroes Press
Jones, Pip. 1979 pengantar teori-teori sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Goodman, Douglas. J. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Daryanto, 1997. kamus bahasa indonesia lengkap, Surabaya: Apollo
Agustin, Risa. kamus ilmiah populer. Surabaya: Serba Jaya
Http : edukasi kompasiana .com / 2010/01/13
Http : blogspot.com/2012/03/ ringkasan ilmu sosial dasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar