BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori merupakan bentuk tertinggi
dari pengetahuan. Karena tidak semua para ahli para ahli pandai membuat dan
menghasilkan teori – teori baru. Di sinilah mengapa orang yang berhasil membuat
teori sangat dihargai, karena teori merupakan tujuan utama dari ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Hal yang
paling penting yang sama – sama dimiliki oleh para teoritikus adalah bahwa
mereka tidak semata – mata melukkiskann kehidupan sosial atau menceritakan
sejarah perkembangan sosial demi kehidupan sosial, atau menceritakan sejarah
perkembangan sosial itu sendriri. Mereka lebih berusaha membantu kita untuk
melihat masyarakat manusia dengan cara tertentu sehingga apa yang kita peroleh
dengan membaca karya – karya mereka tidak hanya lebih banyak informasi mengenai
kehidupan sosial, melainkan sesuatu yang jauh lebih penting lagi, yaitu sebuah
pemahaman yang lebih baik mengenai hakekat hubungan – hubungan sosial manusia.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Jelaskan Apa
Pengertian Dan Peranan Teori ?
2. Jelaskan
Tentang Teori Fungsionalisme.?
3. Jelaskan
Tentang Teori Struktural.?
4. Jelaskan
Tentang Teori Konflik.?
5. Jelaskan
Tentang Teori Pertukaran.?
6. Jelaskan Tentang Teori Interaksionisme Simbolik.?
1.3 Tujuan
1. Untuk
Menjelaskan Pengertian Dan Peranan Teori.
2. Untuk
Menjelaskan Tentang Teori Fungsionalisme.
3. Untuk
Menjelaskan Tentang Teori Struktural.
4. Untuk
Menjelaskan Tentang Teori Konflik.
5. Untuk
Menjelaskan Tentang Teori Pertukaran.
6. Untuk Menjelaskan Tentang Teori Interaksionisme Simbolik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Teori Sosial
Teori
merupakan bentuk tertinggi dari pengetahuan. Karena tidak semua para ahli para
ahli pandai membuat dan menghasilkan teori – teori baru. Di sinilah mengapa
orang yang berhasil membuat teori sangat dihargai, karena teori merupakan
tujuan utama dari ilmu pengetahuan pada umumnya. Hal yang paling penting yang
sama – sama dimiliki oleh para teoritikus adalah bahwa mereka tidak semata –
mata melukiskan kehidupan sosial atau menceritakan sejarah perkembangan sosial
demi kehidupan sosial, atau menceritakan sejarah perkembangan sosial itu
sendriri. Mereka lebih berusaha membantu kita untuk melihat masyarakat manusia
dengan cara tertentu sehingga apa yang kita peroleh dengan membaca karya –
karya mereka tidak hanya lebih banyak informasi mengenai kehidupan sosial,
melainkan sesuatu yang jauh lebih penting lagi, yaitu sebuah pemahaman yang
lebih baik mengenai hakekat hubungan – hubungan sosial manusia.
Berikut ini adalah pengertian teori menurut para ahli
:
·
JONATHAN H.TURNER
Teori adalah
sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana
dan mengapa suatu peristiwa terjadi
·
LITTLEJOHN&KARENFOSS
Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena
Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena
·
NAZIR
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
Jadi bisa
kita tarik kesimpulan bahwa “Teori merupakan pemikiran dan ide-ide mengenai sesuatu
hal dimana kita bisa mengetahui bagaimana dan mengapa suatu fenomena dapat
terjadi.” Sedangkan istilah sosial berasal dari bahasa latin “socius” yang
artinya teman/masyarakat. Artinya :
Teori sosial merupakan gabungan atau kumpulan
dari konsep-konsep sosial yang telah diuji kebenarannya secara umum (obyektif,
metodologis) dan memiliki sifat generalisasi.
Unsur –
unsur utama sebuah teori menurut Campbell (1994 : 15) adalah definisi,
deskripsi, dan penjelasan.
1)
Definisi, memberitahu kita bagaimana penulis akan
memakai istilah – istilah kuncinya, setiap teoritikus tentang masyarakat
misalnya, harus menjelaskan apa yang ia maksud dengan kata masyarakat, dan
menawarkan pandangan tertentu mengenai peristilahan pokok, seperti interaksi,
kontrak,maupun solidaritas.
2)
Deskripsi, merupakan sebuah kegiatan yang tanpa akhir
dan selalu belum selesai serta tanpa batas. Jadi, tidak terhingga banyaknya
fakta yang harus ditemukan, diselidiki, dibuktikan, atau diperdebatkan.
3)
Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi dengan
mengatakan hal – hal apakah yang dapat memberikan pada kita suatu tertentu
mengenai mengapa suatu kenyataan seperti itu ?.
2.1 Peranan Dan Manfaat
Teori
1. Teori Sebagai Kerangka Kerja Untuk Melakukan Penelitian
Mengenai
pentingnya teori sebagai kerangka kerja untuk penelitian, dimaksudkan untuk
mencegah praktek – praktek pengumpulan data yang tidak memberikan sumbangan
bagi pemahaman peristiwa.
2. Teori Memberikan Suatu Kerangka Kerja Bagi Pengorganisasian
Butir – Butir Informasi Tertentu
Dalam hal
ini fakta – fakta, proposisi, dan kaidah – kaidah itu dapat diturunkan dari
sebuah teori dan disusun secara sistematik, yang dilengkapi dengan ciri – ciri
pokok selanjutnya, yaitu keumuman (generality), rasionalis, objektivitas,
kemampuan diperiksa kebenarannya dan kemampuan menjadi milik umum.
3. Teori Berguna Untuk Mengungkapkan Kompleksitas
Peristiwa Yang Kelihatannya Sederhana
Secara umum,
fungsi ketiga dari suatu teori adalah bahwa teori sering mengungkapkan seluk
beluk dan kompleksitas peristiwa – peristiwa yang tampaknya sederhana.
4. Teori Berfungsi Untuk Mengorganisasi kembali
Pengalaman – Pengalaman Sebelumnya
Di dalam
ilmu pengetahuan, keberadaan teori – teori lama mutlak diadakan peninjauan
kembali untuk dikaji dan diuji validitasnya dan relevansinya secara mendalam.
5. Teori Berfungsi Untuk Prediksi Dan Kontrol
Hal ini
dikemukakan oleh Kerlinger (2000 : 16) bahwa di samping ilmuwan mempersoalkan penjelasan dan pemahaman tentang ilmu, juga
tidak kalah pentingnya adalah melakukan prediksi dan kontrol .
2.3 Macam-Macam Teori Sosial
Pada
abad-19 sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi
dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu berupaya membangun suatu teori sosial
baerdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Macam – macam teori sosial :
1.
Toeri Fungsionalisme
Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional
yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran structural
fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap
masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang
saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi
agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup.
2.
Teori Struktural
Yang menjadi objek kajiannya adalah sistem sastra, yaitu seperangkat
konvensi yang abstrak dan umum yang mengatur hubungan berbagai unsur dalam teks
sastra sehingga unsur-unsur tersebut berkaitan satu sama lain dalam keseluruhan
yang utuh. Pendekatan
struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme, antara lain :
a) Aristoteles, ada 4 konsep dasar yang ditemukan oleh Aristoteles
yaitu:
·
Order
berarti urutan dan aturan. Urutan aksi harus teratur dan logis.
·
Unity
berarti bahwa semua unsur dalam plot harus ada, dan tidak bisa
bertukar tempat tanpa mengacaukan keseluruhannya.
bertukar tempat tanpa mengacaukan keseluruhannya.
·
Complexity berarti bahwa luasnya ruang lingkup dan
kekomplekan karya
harus cukup untuk memungkinkan perkembangan peristiwa yang logis
untuk menghasilkan peredaran dari nasib baik ke nasib buruk ataupun sebaliknya.
harus cukup untuk memungkinkan perkembangan peristiwa yang logis
untuk menghasilkan peredaran dari nasib baik ke nasib buruk ataupun sebaliknya.
·
Coherence
berarti bahwa sastrawan tidak bertugas untuk menyebutkan hal-hal
yang benar terjadi, tetapi hal-hal yang mungkin atau harus terjadi dalam
rangka keseluruhan plot.
yang benar terjadi, tetapi hal-hal yang mungkin atau harus terjadi dalam
rangka keseluruhan plot.
b) Ferdinand De Saussure
Secara garis besar, konsep Saussure menganggap
linguistik merupakan ilmu yang otonom.Jika ditarik dalam ilmu sastra, maka
karya sastra juga memiliki sifat keotonomian sehingga pembicaraan mengenai
karya sastra tidak perlu dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.
3. Teori Konflik.
Konflik
secara etimologis adalah pertengkaran, perkelahian, perselisihan tentang
pendapat atau keinginan; atau perbedaan; pertentangan berlawanan dengan; atau
berselisih dengan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik mempunyai
arti percekcokan; perselisiah; dan pertentangan. Sedangkan menurut kamus
sosiologi konflik bermakna pertentangan secara terbuka antara individu-individu
atau kelompok-kelompok di dalam masyarakat atau antara bangsa-bangsa.
Dengan
demikian yang dimaksud dengan teori konflik adalah beberapa teori atau
sekumpulan teori yang menjelaskan tentang peranan konflik, terutama antara
kelompok-kelompok dan kelas-kelas dalam kehidupan sosial masyarakat.
Tokoh-tokoh
teori konflik terbagi ke dalam dua fase yakni tokoh sosiologi klasik dan tokoh
sosiologi modern. Adapun tokoh-tokoh teori konflik sosiologi klasik adalah
sebagai berikut:
a. Polybus, Teori konflik yang dikemukakan oleh Polybus bertolak
dari keinginan manusia membentuk suatu komunitas sehingga teori konflik yang
dikemukakan polybus diformulasikan sebagai berikut:
b. Ibnu Khaldun adalah Sosiolog sejati. Hal ini didasarkan pada
pernyataannya tentang beberapa prinsip
pokok untuk menafsirkan peristiwa-peristiwa sosial dan peristiwa-peristiwa
sejarah.
c. Nicolo
Machiavelli, Menurut
Machiavelli pada awalnya manusia hidup liar bagaikan binatang buas, ketika ras
manusia semakin meningkat jumlahnya mulai dirasakan kebutuhan akan adanya
hubungan dan kebutuhan pertahananan untuk menentang satu dengan yang lainnya
dan memilih seseorang yang sangat kuat dan berani untuk dijadikan sebagai
pemimpin mereka yang harus dipatuhinya. Kemudian mereka mengenal baik dan buruk
dan dapat membedakan mana yang baik dan yang jahat.
d. Jean Bodin, Inti pemikirannya pada konsepsi titah kedaulatan
sebagai esensi dari masyarakat sipil. Hukum diperlakukan sebagai titah
kedaulatan. Hukum adat dipandang sah apabila didukung oleh kedaulatan, karena
kedaulatan memiliki wewenang tak terhingga untuk membuat hukum.
e. Thomas
Hobbes,
mengemukakan bahwa pada dasarnya dorongan utama dari tindakan manusia
diformulasikan pada tingkatan pertama manusia dengan keinginannya terus-menerus
dan kegelisahannya akan kekuasaan setelah berkuasa, artinya rasa ingin berkuasa
akan berhenti bilamana sudah masuk liang kubur.
4. Teori Pertukaran
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan
bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan
keuntungan yang saling memengaruhi. Teori Pertukaran Sosial dikembangkan oleh :
a. Thibault dan
Kelly, menganggap bahwa bentuk dasar dari
hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan
dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
b. George C. Homans (1974 ), Beliau percaya bahwa struktur manusia tidak berlaku
secara semula jadi atau di luar jangkaan pemikiran manusia seperti mesin.
Sesuatu yang berlaku itu merupakan perilaku ataupun tindakan manusia itu sendiri
dimana ia dipengaruhi tindakan serta pemikiran seseorang. Menurutnya, “semua
tindakan yang dilakukan oleh seseorang, makin sering satu betuk tindakan
tertentu memperoleh imbalan, makin cenderung orang tersebut menampilkan
tindakan tertentu tadi”, Makin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi
seseorang maka makin besar pula kemungkinan perbuatan tersebut di ulangnya
kembali.
c. Peter M.
Blau mengatakan tidak semua perilaku
manusia dibimbing oleh pertukaran sosial, tetapi dia berpendapat kebanyakan memang
demikian. Social Exchange yang dimaksudkan dalam teori Blau ialah terbatas pada
tindakan-tindakan yang tergantung pada reaksi-reaksi penghargaan dari orang
lain dan berhenti apabila reaksi-reaksi yang diharapkan itu tidak kunjung
munncul.
5. Interaksionisme Simbolik
Pengertian interaksi dalam kamus bahasa Indonesia adalah
saling mempengaruhi , saling menarik, saling meminta dan memberi. Dalam bahasa
inggris disebut interaction yang dalam kamus ilmiah berarti pengaruh timbal
balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan simbolik dalam kamus
bahasa indonesia berarti perlambangan, dan dalam bahasa inggris disebut
symbolic yang dalam kamus ilmiah berarti perlambangan, gaya bahasa yang
melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol
atau pelambang. Tokoh-tokoh Teori
Interaksionisme Simbolik antara lain
:
1. Chales Horton Cooley, Dalam
pandangannya individu ada berkat proses berlanjut hidup secara biologis dan
sosial. Sebaliknya, masyarakat sangat terkantung dari individu, karena individu
itulah yang menyumbangkan sesuatu pada kehidupan bersama. Kehidupan manusia
merupakan satu kesatuan. Individu dan masyarakat bukanlah relitas-realitas yang
terpisah, melainkan merupakan aspek-aspek distributif dan kolektif dari gejala
yang sama. Dengan demikian, antara individu dan masyarakat merupakan dua sisi
dari realitas yang sama. Keduannya ibarat dua sisi dari satu mata uang.
2. George Herbert Mead, baginya
tertib masyarakat akanterjadi manakala ada komunikasi yang dipraktikkan melalui
simbol-simbol. Untuk menjelaskan sifat spesifik komunikasi ini, maka komunikasi
antar manusia harus di bandingkan dengan komunikasi antar hewan.
3. John Dewey, teori pengenalan ini menghasilkan
suatu citra manusia yang dinamis, anti deterministik dan dengan optimisme.
Manusia tidak secara pasif menerima begitu saja pengetahuannya dari luar, tapi
sebaliknya secara aktif dan dinamis membentuk sendiri pengetahuan dan
tindakannya.
4. Herbert Blumer, menurutnya aktor akan memilih,
memeriksa, berpikir, mengelompokkan dan mentransformasikan makna dalam
kaitannya dengan situasi dimana dan kemana arah tindakannya. Sebenarnya,
interpretasi harus tidak di anggap hanya sebagai penerapan makna-makna yang
dipakai dan disempurnakan sebagai instrumen bagi pengarahan dan pembentukan
tindakan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesuai
paparan diatas dapat disimpulkan bawaha Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan
masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen
konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi
Pendekatan
strukturalis terhadap sastra dan karya sastra harus di tempatkan dalam seluruh
model semiotic : penulis,membaca ,kenyataan,tetapi pula system sastra dan
sejarah sastra semuanya harus dimainkan peranya dalam interprestasi karya
sastra yang mnyeluruh. Tapi sekaligus harus dikatakan bahwa dalam rangka
semiotic analisis struktur tetap penting dan prlu
Teori
Konflik telah dikemukakan oleh para sosiolog baik oleh sosiolog klasik maupun
sosiolog modern. Teori konflik klasik cenderung memandang konflik ditinjau dari
segi sifat alami manusia yang cederung saling memusuhi dan saling menguasai
terutama dalam hal kekuasaan. Adapun teori konflik modern lebih bersifat
kompleks dan muncul sebagai kritikan atas teori fungsionalisme structural.
Tokoh yang sangat terkenal dengan teori konflik modern adalah Ralf Dahrendorf.
Interaksionisme
Simbolik adalah salah satu model penelitian budaya yang berusaha mengungkap
realitas perilaku manusia. Falsafah dasar interaksionisme simbolik adalah
fenomenologi.
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran,
pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita
dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut.
Realitas Sosial merupakan suatu
peristiwa yang memang benar – benar terjadi di tengah masyarakat.
Masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar Wardi, 2006 Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Pusat Bahasa, 2008 Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa,
Jary David dan Julia jary, 1991. Sosiology
Dictionary, New York: Harper Collins,
Supardan Dadang,. 2008 Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian
Pendekatan Srtuktural, Jakarta
Urry, John (2000). "Metaphors". Sociology beyond societies: mobilities for the twenty-first century.
Routledge.
Teeuw, A. (1987). Sastra dan
Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya
Soeprapto, Riyadi. 2001. Interaksionisme Simbolik
perspektif sosiologi modern. Malang: Averroes Press
Jones, Pip. 1979 pengantar
teori-teori sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Goodman, Douglas. J. 2007. Teori
Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Daryanto, 1997. kamus bahasa
indonesia lengkap, Surabaya: Apollo
Agustin, Risa. kamus ilmiah
populer. Surabaya: Serba Jaya
Http :
edukasi kompasiana .com / 2010/01/13
Http :
blogspot.com/2012/03/ ringkasan ilmu sosial dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar