MAKALAH
MANAJEMEN
KEPERAWATAN
“OPERAN”
DISUSUN
OLEH
YOGI CANDRA
DIMASTA
145140116
ELISABET ETIK MEYVITA
145140038
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadiran
ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini. Sholawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi
Besar MUHAMMAD SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan kealam yang
berilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan
ribuan terimakasih kepada Dosen pengasuh yang telah membimbing penulis
menyelesaikan tugas yang Judul “Operan” pada Mata Kuliah “Manajemen
Keperawatan” dengan sebaik mungkin. Penulis sadar bahwa dalam tugas ini banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisannya maupun isinya. Oleh
karna itu, penulis mengharap kritik dan saran yang sifat nya membangun guna
memperbaiki tugas yang akan datang. akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
BAB I
LATAR
BELAKANG
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain (Gilles, 1989). Dan menurut (Swanburg, 2000) mendefinisikan manajemen
sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. (Keliat, 2009).
Dalam kegiatan asuhan keperawatan di butuhkan yaitu
kemahiran dalam berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti,
singkat, jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal dalam
kegiatan sehari-hari perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam bentuk
Operan. Dalam operan ini lah sering terjadi kekeliruan ataupun kesalahpahaman
informasi, dan disinilah perawat sangat di butuhkan dalam kemahiran
berkomunikasi.
Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu
komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang
belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan
operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap pasien
dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan
lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang lain sekedar untuk
membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat
dalam menerima operan secara nyata. (Nursalam, 2011).
Ada berbagai macam model operan yaitu model
tradisional dan operan disisi tempat tidur (bedside) yang penerapannya
disesuaikan dengan kondisi masing-masing ruangan. (Achmad, 2012). Operan
tradisional hanya cukup di meja perawat tanpa mengkonfirmasi keadaan pasien
secara langsung. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dari pasien dan perawat
karena tidak ada komunikasi antara perawat dengan pasien yang nantinya
bermanfaat bagi pelayanan yang dilakukan. (Rina, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan
kesehatan membutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan harus berbicara, apa
yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya serta memiliki
kepercayaan diri dan
kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar.
Meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi
perlu dipelajari, dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga
mereka dapat berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan
yang serba cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan sistematik
untuk memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan cara komunikasi teknik SBAR. (Rina,
2012).
Komunikasi Situasion Background Assessment
Recommendation (SBAR) dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien
Safety dari Kaiser Permanente Oakland California untuk membantu
komunikasi antara dokter dan perawat. Meskipun komunikasi SBAR di desain
untuk kumunikasi dalam situasi beresiko tinggi antara perawat dan dokter,
teknik SBAR juga dapat digunakan untuk berbagai bentuk operan tugas,
misalnya operan antara perawat. Di Kaiser tempat asalnya, teknik SBAR
tidak hanya digunakan untuk operan tugas antara klinis tapi juga untuk berbagai
laporan oleh pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email atau voice
mail serta bagian IT untuk mengatasi masalah (JCI, 2010 dalam Penelitian
Rina, 2012).
Dari hasil uraian di atas terdapat kaitannya operan
terhadap komunikasi perawat dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun saat
menerapkan asuhan keperawatan. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas
materi Operan demi memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan disemester
ganjil ditahun 2014 ini.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan
makalah ini adalah untuk mendapat pengetahuan tentang Operan dalam melakukan
Asuhan Keperawatan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui pengertian dari Operan
b.
Untuk mengetahui Prosedur Operan
c.
Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam
Operan
d.
Untuk mengetahui Komunikasi SBAR
e.
Untuk mengetahui prosedur SBAR dalam Operan
Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini bermanfaat bagi
seorang Perawat, Pasien, Pendidikan dan Mahasiswa.
1.
Manfaat bagi Perawat
a.
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b.
Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab
antar perawat
c.
Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
d.
Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna dan meminimalkan terjadinya kesalahan tindakan.
2.
Manfaat bagi Pasien
a.
Pasien dan keluarga menjadi lebih nyaman.
b.
Pasien dan keluarga dapat menyampaikan masalah secara
langsung bila ada yang belum terungkap.
3.
Manfaat bagi Pendidikan
a.
Memiliki mahasiswa/i yang berkompeten
b.
Meningkatkan derajat pendidikan khususnya keperawatan
4.
Manfaat bagi Mahasiswa
a.
Mahasiswa dapat menerapkan komunikasi yang baik
b.
Menjadikan suatu bimbingan belajar yang baik
c.
Sebagai dasar acuan menerapkan operan dengan baik saat
praktik klinik/Rumah Sakit.
BAB II
OPERAN
A.
Pengertian Operan
Operan
merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-teknologi dan
nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif berperan penting
dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).
Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun komunikasi yang akurat,
reliabel (Lardner, 1996), tentang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh staf
pada shif berikutnya agar layanan keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan
efektif, menjaga keamanan, kepercayaan, dan kehormatan pasien, mengurangi
kesenjangan dan ketidak akuratan perawatan, serga memberi kesempatan perawat
meninggalkan pelayanan langsung. (Achmad, dkk, 2012).
Operan
merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Operan
dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung
jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. (Nursalam, 2011).
Menurut
Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima pekerjaan antara shift
pagi , sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi dan dari shif pagi
ke shif sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke
shif malam dipimpin oleh penanggung jawab shif sore.
B.
Proses Operan
Tahap
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Tempat
|
Pelaksana
|
Persiapan
|
1. Timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift/ operan
2. Prinsip timbang terima semua pasien
baru masuk dan pasien yang dilakukan timbang terima khususnya pasien yang
memiliki permasalahan belun/ dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi
lebih lanjut
3. PP menyampaikan timbang terima pada
PP berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan diagnosis medis
c. Data (keluhan/ subjektif dan
objektif)
d. Masalah keperawatan yang masih
muncul
e. Intervensi keperawatan yang belum
dilaksanakan (secara umum).
f. Intervensi kolaboratif dan
dependen.
g. Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dll).
|
5 menit
|
Ners
station
|
PPdan
PA
|
Pelaksanaan
|
1. Kedua kelompok dinas sudah siap
(shift jaga)
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
3. Kepala ruang membuka acara timbang
terima.
4. Perawat yang melakukan timang
terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab, dan melakukann validasi
terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan an berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas.
5. Kepala ruangan/ PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien
6. Penyampaian yang jelas, singkat,
dan padat.
7. Perawat yang melaksanakan timbang
terima mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan, dan
tindakan yang telah/ belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama
masa perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
9. Lama timbang terima hntuk tiap
pasien tidak lebih dari lima menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
|
20
menit
|
Ners
station
Ruang
perawatan
|
KARU,
PP dan PA
|
1. Diskusi.
2. Pelaporan untuk timbang terima
dituliskan secara langsung pada format timbang terima yang ditandatangani
oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang
jaga berikutnya diketahui oleh kepala ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang
|
5
menit
|
Ners
station
|
KARU,
PP dan PA
|
C.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1. Dilaksanakan tepat
pada saat pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala
ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua
perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang
disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien
saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan harus
berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat Operan di
kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya
tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia
sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien.
7.
Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan
di nurse station.
D.
Alur Operan
Alur dan format pedoman operan di ruang
MPKP menurut (Achmad, dkk., 2012) adalah sebagai berikut:
Nurse Station:
1. Operan dipimpin kepala ruangan
2. Ketua Tim melaporkan secara verbal dan
tertulis kondisi pasiennya berdasarkan
dokumentasi keperawatan.
3. Ketua Tim/Penanggung jawab sif
dan perawat pelaksana dalam tim mencatat hariannya
4. Proses klasifikasi informasi.
|
Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat
tidur pasien
2. Validasi data pasien.
|
Nurse Station
1. Kepala ruangan merangkum informasi operan,
memberikan umpan balik dan saran tidak lanjut.
2. Menutup operan (doa dan bersalaman).
|
Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai
kegiatan pre-conference bersama anggota tim/perawat pelaksana.
|
E.
Renstra Operan
a.
Pelaksanaan Operan
Hari/ tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
b. Metode
1.
Diskusi
2.
Tanya jawab
c.
Media
1.
Status klien
2.
Buku Operan
3.
Alat tulis
4.
Leaflet
5.
Sarana dan prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer (pagi) :
Perawat primer (sore) :
Perawat associate (pagi) :
Perawat associate (sore) :
Perawat associate (malam) :
Perawat associate (libur) :
Pembimbing/ supervisor :
e.
Uraian kegiatan
1.
Prolog
Pada hari....... jam....... seluruh
perawat ( PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di
nurse station untuk melakukan operan.
2.
Sesi I di Nurse station
Kepela ruangan memimpin dan membuka
acara yang didahului dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk
melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan
berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA
shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah
dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen,
rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan.
Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan
lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien
3.
Sesi II di Ruang Perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan
bersama-sama melihat ketempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan
memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah
khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap
dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit perpasien. Bila terdapat
hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi,
maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan kepasien berakhir.
4.
Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi
tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses operan selesai
dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan operan dengan diketahui oleh
kepala ruangan.
f.
Evaluasi
1.
Struktur (input)
Pada operan, sarana dan prasarana yang
menunjang telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien dan
kelompok shift oepran. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan operan yang
dilaksanakan pada pergantian shift,
yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan oepran pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas pada saat itu.
2.
Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang
dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti
shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan
mengganti shift. Operan pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi operan mencakup jumlah
pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/sudah dilakukan. Waktu
unutuk setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
3.
Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap
pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien.
Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
F. Format Operan
FORMAT OPERAN PENDERITA
Nama
Pasien
|
:
|
Kamar
|
:
|
|
Umur
|
:
|
Dx.
Medis
|
:
|
|
Tanggal
|
:
|
Asuhan
Keperawatan
|
Operan
|
||
Sift Pagi
|
Sift Sore
|
Sift Malam
|
|
Masalah
Keperawatan
|
|||
Data
Fokus
(Subyektif
& Obyektif)
|
S:
O:
A:
P:
|
S:
O:
A:
P:
|
S:
O:
A:
P:
|
Intervensi
yang sudah
Dilakukan
|
|||
Intervensi
yang belum
Dilakukan
|
|||
Hal-hal
yang perlu di
Perhatikan
(Lab, Obat,-
Advis
Medis)
|
|||
Tanda
Tangan PP
|
PP
Pagi:
PP
Sore:
Karu:
|
PP
Sore:
PP
Malam:
|
PP
Malam:
PP
Pagi:
Karu:
|
G. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan
menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer
kepada orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat
terstruktur SBAR untuk mencapai
keterampilan berfikir kritis serta menghemat waktu. (Rina, 2012)
Konsep SBAR
Menurut Rina, 2012
konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1. S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada
pasien.
-
Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
-
Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat keparahan.
2. B (background)
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
-
Daftar pasien
-
Nomor medical record
-
Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
-
Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
-
Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
-
Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes
labor sebagai pembanding
-
Informasi klinik lainnya
Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini.
3. A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini
4. R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien pada saat ini.
H.
SBAR Model
Menurut Rina, 2012;
1. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
2. Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan menggunakan
4 elemen umum
3. Mencerminkan umum dan nursing process
4. Membuat bahasa yang umum
I.
Laporan Kondisi Pasien
Antar Shift DinaS (Dengan SBAR)
Menurut (Rina, 2012) Sebelum Operan pasien :
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien yang
akan dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan
4. Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian
perawat shif sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
BAB III
SKENARIO OPERAN
A. Pemeran
Karu :
Fajar Satria Maha
Katim :
Istikaratih
Perawat Sift Malam:
1. Surya Nanda (Pj Shift
Malam)
2. Yuliana
Perawat Sift Pagi:
1. Muksalmina
2. Nuria Sari
B. Naskah Drama Operan
Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi : Assalamualaikum,,
Perawat malam :
Walaikumsalam
Yuli : ehh,, sudah datang...
Ria : iya, , , alhamdulillah
tepat waktu...
Surya : yasudah, letakkan dulu
tasnya di ruang...
Ria : baiklah,,
Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap
Karu, Katim dan perawat shift pagi datang...
Karu : (melihat jam) sudah jam 08.00
nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...
Surya : baik pak,, mari kita mulai
saja operan pagi ini
Karu : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.. do’a dimulai... selesai...
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi
ini,.silahkan...
Surya : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien
baru.. di kamar 3 & 4...
Pasien Pertama (PJ surya)
S
|
:
|
-
Tn. F (49 Tahun)
-
Kamar 1
-
Dx: Asma
-
Keadaan komposmetis
-
Klien masih sesak napas
-
Pernapasan cuping hidung
-
Pernapasan cepat
-
Terdapat sekret yang kental
|
B
|
:
|
-
Telah diberikan terapi O2
2 liter
-
Telah diberikan terapi nebulizar
|
A
|
:
|
-
Pemeriksaan TTV
o TD : 130/90 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 30 x/m
o T : 37 oC
-
Diet M2
-
Terapi IVFD RL 20 tts/m
|
R
|
:
|
-
Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5
jam
-
Lakukan pemberian terapi nebulizer
12 x/j
-
Pantau pemberian Terapi O2
|
Ratih : ada yang perlu di cek bg?
cek sputum?
Surya : tidak ada ratih,,
Muksal : masih sering sesak
bapak ini?
Surya : bapak ini masih sesak,, jadi
terapi O2 nya tolong nanti di pantau.
Muksal : oh iyaa bg..
Pasien Kedu (PJ surya)
S
|
:
|
-
Tn. B (40 Tahun)
-
Kamar 2
-
Dx: GE
-
Pasien mengatakan badannya masih
lemas
-
Turgor kulit jelek
|
B
|
:
|
-
Kekurangan cairan
-
Telah diberikan terapi IVFD RL 20tts/m
|
A
|
:
|
-
Pemeriksaan TTV
o TD : 130/80 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 22 x/m
o T : 36 oC
-
Diet M2
|
R
|
:
|
-
Lanjutkan pemberian terapi IVFD RL 20tts/m
-
Diet M2
|
Ria : bapak ini ada muntah bang?
Surya : ada tadi malam.. pantau
intake & output nya yaa..
Pasien Ketiga (Perawat yuli)
S
|
:
|
-
Tn. I (48 Tahun)
-
Kamar 3
-
Dx: Post Ob Debridemen et DM +
selulitas pada lengan atas sebelah kiri.
|
B
|
:
|
-
Hb 10
-
KGD 145
|
A
|
:
|
-
Pemeriksaan TTV
o TD : 120/90 mmHg
o P : 70 x/m
o R : 22 x/m
o T : 37 oC
-
Diet M2
-
Urine pekat
|
R
|
:
|
-
Cek Hb
-
Kontrol intake & output
-
Kontrol TTV setiap 3 jam
-
Cek KGD setiap 2 jam
|
Ria : iya bg,,Hb terakhir berapa
td kak yul ?
Yuli : terakhir HB nya 10, cek Hb
nya lagi nanti jangan lupa.
Ria : baik kak,,,
Pasien Keempat (perawat yuli)
S
|
:
|
-
Tn. S (35 Tahun)
-
Kamar 4
-
Dx: Hepatitis
-
Pasien lemas, kurang nafsu makan
-
Kelihatan kuning
|
B
|
:
|
-
Bilirubin 2,1 mg/dl (N= 0,1 – 1,2
mg/dl)
-
Tidak memiliki riwayat alergi
|
A
|
:
|
-
Pemeriksaan TTV
o TD : 110/90 mmHg
o P : 60 x/m
o R : 24 x/m
o T : 36,7 oC
-
Diet M2
-
Terapi IVFD RL 20 tts/m
|
R
|
:
|
-
Cek Bilirubin
-
Cek Hb
|
Muksal : ini HB nya berapa
kak?
Yuli : hasilnya belum keluar,
nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
Muksal : ya sudah, sudah...
Fajar : langsung aja kepasiennya..
bawa statusnya
Surya : (kamar 1-4) siang bapak,,
kami mau operan, ini teman saya
Ratih, Muksal dan ria yang nanti akan merawat bapak sampai jam
14.00 siang.. dan ada juga Karu di
pagi ini pak, ini pak Fajar.
Surya : baik,, sudah selesai,
Fajar : mari kita kembali
keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
Fajar : operannya sudah selesai,
pasti sudah lengkap semua. Nah bagi
yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau pulang
silahkan, dan yang lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri hasil operan ini,,
kita berdo’a dulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing, supaya selamat
sampai tujuan, berdo’a dimulai.. berdo’a selesai..
untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-masing..
terimakasih
assalamualaikum..
Perawat : Walaikumsalam..
Surya & Yuli : kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...
Perawat : walaikumsalam..
Ratih : iya, hati-hati dijalan..
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Rostandi Purba, Juli. Achmad fathi.
2012. Jurnal Gaya Kepemimpinan dan Manajemen Koflik Kepala Ruangan di Instalasi
Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan
Rina. 2012. Tesis...
Sugiharto, A.
S, Dkk. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah Sakit. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar