ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DISUSUN
OLEH :
YOGI CANDRA
DIMASTA
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN
MITRA
LAMPUNG
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan Keperawatan merupakan
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik individu, kelompok,
keluarga dan mayarakat dalam keadaan sehat dan sakit secara holistik (biologi,
psikologi, sosial, spiritual dan kultural) dalam rentang kehidupan dengan
pendekatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi). Asuhan keperawatan yang diberikan dapat berupa
asuhan keperawatan medikal bedah, anak, maternitas, jiwa, gawat darurat,
keluarga, komunitas dan gerontik.
Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas.
Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis, (2) budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan dan (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri (Leininger, 1978)
2.2 Tujuan Penulisan
Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas.
Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis, (2) budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan dan (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri (Leininger, 1978)
2.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata ajar Health Assessmen dalam pengkajian keperawatan
keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga
merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk
bekerjasama dengan keluarga dan invidu sebagai anggota keluarga.
Tahap proses
keluarga meliputi :
1. Pengkajian keluarga dan
individu dalam keluarga yang termasuk dalam pengkajian keluarga adalah :
a. Mengidentifikasi data demografi
dan sosiokultural
b. Data Lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan strategi koping yang
digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga
Yang
termasuk dalam pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah :
a. Fisik
b. Mental
c. Emosi
d. Spiritual
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
3. Penyusunan Rencana Keperawatan
Rencana disusun untuk menentukan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi
sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan
4. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan dengan mobilisasi sumber –
sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan
2.2 Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi
dari tahapan pengkajian dapat mengguanakan metode :
1. Wawancara keluarga
2. Observasi fasilitas rumah
3. Pemeriksaan fisik terhadapa
anggota keluarga (head to toe)
4. Data sekunder, misalnya hasil
laboratirium
Hal – hal yang perlu dikalji dalam
keluarga adalah :
A.
Data Umum
Pegkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama
kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan
telepon
3. Pekerjaan
kepala keluarga
4. Pendidikan
kepala keluarga
5. Komposisi
keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
masalah2 yang terjadi jenis tipe keluarga tersebut
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
9. Status sosial
ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendpatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan2 yang dikeluarkan
oleh keluarga serta barang2 yang dimiliki oleh keluarga
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama2 untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan
menonton tv dan mendengarkan radio juga merupakan aktipitas rekreasi
B. Riwayat dan tahap
perkembangan kelaurga
1. Tahap
parkembangan keluarga saat ini
Tahap parkembangan keluarga ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti
2. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi
3. Riwayat
keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing2
anggota keluarga, perhatian terhadap pelayanan kesehatan
4. Riwayat
keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada kelurga
dari pihak suami dan istri
C. Pengkajian lingkungan
1.
Karakteristrik rumah
Karakteristrik rumah diidentipikasi dengan melihat
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air, sumber air minum yang di gunakan serta denah
rumah
2. Karakteristrik
tentangga dan kumunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristrik tetengga dan
kumonitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan pisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan
3. Mobilitas
keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi
keluarga dengan masyarakat
5. Sistem
pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah
jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, pasilitas psikologis,
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat
D. Struktur Keluarga
1. Pola
komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota
keluarga
2. Struktur
kekuatan keluarga
Kemampuan keluaarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah prilaku
3. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal
4. Nilai atau
norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsui
afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran anggota
keluarga, perasaan memilikidan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainya, bagaimanaq kehangatan tercipta pada anggota keluarga,menggambarkan
sikap saling menghargai
2. Fungsi
sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau
hubungan dalam keluarga,sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya, dan prilaku
3. Fungsi perawat
kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga dalam melaksanakan keperawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu : keluarga mampu
mmengenal masalah kesehatan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan untuk anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga manpu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
Hal yang perlu dikaji untuk mengetauhi sejauh mana
keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk
mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauh mana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah
b. Untuk
mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, hal yang perlu dikaji :
1) Sejauh mana
kemampuan keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah
kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga
merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga
merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga
mempunyai sikap negative terhadapa masalah kesehatan
6) Apakah keluarga dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
7) Apakah keluarga
kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
8) Apakah keluarga mendapat
informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah
c. Mengetahui sejauh
mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sumber / fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah :
1) Apakah keluarga
mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi
masalahkesehatan / penyakit
2) Apakah keluarga
mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
3) Keterampilan keluarga
mengenai mcam perawatan yang diperlukan memadai
4) Apakah keluarga
mempunyai pandangan negative terhadap perawatan yang diperlukan
5) Adakah konflik
individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6) Apakah keluarga
kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa mendatang
7) Apakah keluarga
mempunyai upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
8) Apakah keluarga sadar
akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan keluarga akan
fasilitas tersebut
9) Apakah keluarga
merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostic, pengobatan dan
rehabilitasi)
10) Bagaimana falsafah hidup
keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan
4. Fungsi
reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi
keluarga adalah :
a. Berapa jumlah
anak
b. Bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang
digunakan keluarga dalam upaya mengendalikanjumlah anggota keluarga
5. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah :
a. Sejauhmana
keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana
keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga
F. Stres Dan Koping Keluarga
1. Stressor
jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka
pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 6 bulan
b. Stressor jangka
panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 6 bulan
2. Kemampuan
keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
bersepon terhadap situasi / stressor
3. Strategi koping
yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila dihadapi
permasalahan
4. Strategi
adaptasi disfunsional
5. Strategi
adapatasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
G.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik
H.
Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajia, perawat menanyakn harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada
2.3 Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian
yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
yang berasal dari pengkajian fungsi keperawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES diaman untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan
keluarga terdiri dari :
Aktual (terjadi deficit / gangguan kesehatan)
Resiko (ancaman kesehatan)
Keadaan sejahtera (Wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga :
Diagnosa Keperawatan
Keluarga Aktual
Contoh I
a.
Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (anak M), keluarga
bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi
b.
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (anak M),
keluarga bapak R berhubungan dengan ketidakmauan
keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi
c.
Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan paa balita (anak M), keluarga
bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan
kelurga mengenal masalah kekurangan nutrisi
Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung
3 unsur yaitu kettidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mampuan
mengambil keputusan dan ketidakmampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut
cukup hanya menetukan 1 (satu) diagnosa yaitu diagnosa yang ketiga, akan tetapi
dalam merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga etiologi
tersebut.
Contoh II
Perubahan peran dalam keluarga
(bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran
suami
Contoh III
Keterbatasan gerak pada lansia (Ibu
A) keluarga bapak B berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga
dengan keterbatasan gerak (rematik)
Diagnosa
Keperawatan Keluarga Sejahtera / Potensial
Suatu keadaan diaman keluarga dalam
keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Khusus untuk
diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi
Contoh :
a. Potensial terjadinya kesejahteraan
pada ibu hamil (ibu M) kelurga bapak R
b. Potensial peningkatan status
kesehatan pada bayi (anaka L) keluarga bapak R
c. Potensial peningkatan status
kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R
Menentukan
prioritas masalah keperawatan keluarga
cara membuat
skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
No
|
KRITERIA
|
SKOR
|
BOBOT
|
1
|
Sifat
masalah
Actual (tidak / kurang sehat)
Ancaman Kesehatan
Keadaan Sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
|
2
1
0
|
2
|
3
|
Potensi
masalah untuk dicegah
Tinggi
Sedang
Rendah
|
3
2
1
|
1
|
4
|
Menonjolnya
masalah
Masalah berat, harus segera ditagani
Ada masalah, tetapi tdak perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
Skoring :
Skor X Bobot
Angka
Tertinggi
Catatan :
Skor dihitung bersama dengan keluarga
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
Kriteria I
Siafat masalah : bobot yang lebih
berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena yang pertama memerlukan
tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
Kriteria II
Kemungkinan masalah dapat diubah,
perawat perlu memperhatikan terjangkaunya factor – factor sebagai berikut :
o
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masaalah
o
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
o
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu
o
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan masyarakat
Kriteria III
Potensi masalah dapat dicegah factor
– factor yang perlu diperhatikan :
o
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
o
Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan – tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
o
Adanya kelompok “high Risk” atau
kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah
Kriteria IV
Menonjolnya masalah, perawat perlu
dinilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga.
2.4 Perencanaa
kperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuna khusus serta dilengkapi
dengan criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan
spesikfik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
2.5 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga
berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya.
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
1.
Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara
a.
Memberikan informasi
b.
Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c.
Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
a.
Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
b.
Mengidentifikasi sumber yang dimiliki keluarga
c.
Mendiskusikan tentang konsekuensi tentang tindakan
3.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
a.
Mendemonstrasikan cara perawatan
b.
Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
c.
Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4.
Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat, denagn cara :
a.
Menetukan sumber yang dapat digunakan keluarga
b.
Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5.
Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada denga cara :
a.
Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b.
Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2.6 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan dilakukan
penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat
dilakuaknn secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional
S
: hal – hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif, setelah dialkuakn
intervensi keperawatan. Misalnya : keluarga menyatakan neyeri berkurang
O
: hal – hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan Misal : berat badan naik 1 kg 1 bulan
A
: analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan
P
: perencanaa yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi
Tahapan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi paling akhir.
FORMAT PERENCANAAN
ASUAHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
|
Diagnosa Keperawatan Keluarga
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Rencana Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standar
|
|||
FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
|
Diagnosa Keperawatan Keluarga
|
Tujuan Khusus
|
Tanggal
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang
humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses
untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit
secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga
3.2 Saran
1. Perlu penambahan data pengkajian budaya /transkultural pada pengkajian
asuhan keperawatan keluarga
2. Perlu modifikasi bentuk format terutama untuk keluarga dengan latar
belakang budaya yang kental yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural
Sudiharto Jakarta : EGC
2007
Pengantar keperawatan kesehatan keluarga ( Teori dan Praktek )
Ali, Zaidin
Depok : Raflesia
1999
Perawatan kesehatan keluarga : Suatu proses
Bailon, Salvicion G.
Philippines : S.G. Bailon
1978
Pedoman Keperawatan di Rumah
Hastings, Diana
Jakarta : EGC
2005
Asuhan keperawatan keluarga : Aplikasi dalam praktik
Suprajitno
Jakarta : EGC
2004
Keperawatan keluarga : Teori & Praktik
Friedman , Marilyn M.
Jakarta : EGC
1998
Perawatan kesehatan keluarga
Dep.Kes RI
Jakarta : Dep.Kes RI
1996
Penjabaran delapan fungsi keluarga
BKKBN
Kediri : BKKBN
1995
Perawatan di Rumah
Hasting, Diana
Jakarta : Arcan
1995
Panduan kesehatan keluarga
Dep. Kes RI
Jakarta : Yayasan Essentia Medica
1995
Sudiharto Jakarta : EGC
2007
Pengantar keperawatan kesehatan keluarga ( Teori dan Praktek )
Ali, Zaidin
Depok : Raflesia
1999
Perawatan kesehatan keluarga : Suatu proses
Bailon, Salvicion G.
Philippines : S.G. Bailon
1978
Pedoman Keperawatan di Rumah
Hastings, Diana
Jakarta : EGC
2005
Asuhan keperawatan keluarga : Aplikasi dalam praktik
Suprajitno
Jakarta : EGC
2004
Keperawatan keluarga : Teori & Praktik
Friedman , Marilyn M.
Jakarta : EGC
1998
Perawatan kesehatan keluarga
Dep.Kes RI
Jakarta : Dep.Kes RI
1996
Penjabaran delapan fungsi keluarga
BKKBN
Kediri : BKKBN
1995
Perawatan di Rumah
Hasting, Diana
Jakarta : Arcan
1995
Panduan kesehatan keluarga
Dep. Kes RI
Jakarta : Yayasan Essentia Medica
1995
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan Keperawatan merupakan
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik individu, kelompok,
keluarga dan mayarakat dalam keadaan sehat dan sakit secara holistik (biologi,
psikologi, sosial, spiritual dan kultural) dalam rentang kehidupan dengan
pendekatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi). Asuhan keperawatan yang diberikan dapat berupa
asuhan keperawatan medikal bedah, anak, maternitas, jiwa, gawat darurat,
keluarga, komunitas dan gerontik.
Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas.
Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis, (2) budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan dan (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri (Leininger, 1978)
2.2 Tujuan Penulisan
Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas.
Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis, (2) budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan dan (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri (Leininger, 1978)
2.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata ajar Health Assessmen dalam pengkajian keperawatan
keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga
merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk
bekerjasama dengan keluarga dan invidu sebagai anggota keluarga.
Tahap proses
keluarga meliputi :
1. Pengkajian keluarga dan
individu dalam keluarga yang termasuk dalam pengkajian keluarga adalah :
a. Mengidentifikasi data demografi
dan sosiokultural
b. Data Lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan strategi koping yang
digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga
Yang
termasuk dalam pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah :
a. Fisik
b. Mental
c. Emosi
d. Spiritual
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
3. Penyusunan Rencana Keperawatan
Rencana disusun untuk menentukan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi
sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan
4. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan dengan mobilisasi sumber –
sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan
2.2 Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi
dari tahapan pengkajian dapat mengguanakan metode :
1. Wawancara keluarga
2. Observasi fasilitas rumah
3. Pemeriksaan fisik terhadapa
anggota keluarga (head to toe)
4. Data sekunder, misalnya hasil
laboratirium
Hal – hal yang perlu dikalji dalam
keluarga adalah :
A.
Data Umum
Pegkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama
kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan
telepon
3. Pekerjaan
kepala keluarga
4. Pendidikan
kepala keluarga
5. Komposisi
keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
masalah2 yang terjadi jenis tipe keluarga tersebut
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
9. Status sosial
ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendpatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan2 yang dikeluarkan
oleh keluarga serta barang2 yang dimiliki oleh keluarga
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama2 untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan
menonton tv dan mendengarkan radio juga merupakan aktipitas rekreasi
B. Riwayat dan tahap
perkembangan kelaurga
1. Tahap
parkembangan keluarga saat ini
Tahap parkembangan keluarga ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti
2. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi
3. Riwayat
keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing2
anggota keluarga, perhatian terhadap pelayanan kesehatan
4. Riwayat
keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada kelurga
dari pihak suami dan istri
C. Pengkajian lingkungan
1.
Karakteristrik rumah
Karakteristrik rumah diidentipikasi dengan melihat
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air, sumber air minum yang di gunakan serta denah
rumah
2. Karakteristrik
tentangga dan kumunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristrik tetengga dan
kumonitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan pisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan
3. Mobilitas
keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi
keluarga dengan masyarakat
5. Sistem
pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah
jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, pasilitas psikologis,
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat
D. Struktur Keluarga
1. Pola
komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota
keluarga
2. Struktur
kekuatan keluarga
Kemampuan keluaarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah prilaku
3. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal
4. Nilai atau
norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsui
afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran anggota
keluarga, perasaan memilikidan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainya, bagaimanaq kehangatan tercipta pada anggota keluarga,menggambarkan
sikap saling menghargai
2. Fungsi
sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau
hubungan dalam keluarga,sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya, dan prilaku
3. Fungsi perawat
kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga dalam melaksanakan keperawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu : keluarga mampu
mmengenal masalah kesehatan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan untuk anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga manpu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
Hal yang perlu dikaji untuk mengetauhi sejauh mana
keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk
mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauh mana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah
b. Untuk
mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, hal yang perlu dikaji :
1) Sejauh mana
kemampuan keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah
kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga
merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga
merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga
mempunyai sikap negative terhadapa masalah kesehatan
6) Apakah keluarga dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
7) Apakah keluarga
kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
8) Apakah keluarga mendapat
informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah
c. Mengetahui sejauh
mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sumber / fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah :
1) Apakah keluarga
mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi
masalahkesehatan / penyakit
2) Apakah keluarga
mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
3) Keterampilan keluarga
mengenai mcam perawatan yang diperlukan memadai
4) Apakah keluarga
mempunyai pandangan negative terhadap perawatan yang diperlukan
5) Adakah konflik
individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6) Apakah keluarga
kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa mendatang
7) Apakah keluarga
mempunyai upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
8) Apakah keluarga sadar
akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan keluarga akan
fasilitas tersebut
9) Apakah keluarga
merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostic, pengobatan dan
rehabilitasi)
10) Bagaimana falsafah hidup
keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan
4. Fungsi
reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi
keluarga adalah :
a. Berapa jumlah
anak
b. Bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang
digunakan keluarga dalam upaya mengendalikanjumlah anggota keluarga
5. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah :
a. Sejauhmana
keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana
keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga
F. Stres Dan Koping Keluarga
1. Stressor
jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka
pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 6 bulan
b. Stressor jangka
panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 6 bulan
2. Kemampuan
keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
bersepon terhadap situasi / stressor
3. Strategi koping
yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila dihadapi
permasalahan
4. Strategi
adaptasi disfunsional
5. Strategi
adapatasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
G.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik
H.
Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajia, perawat menanyakn harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada
2.3 Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian
yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
yang berasal dari pengkajian fungsi keperawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES diaman untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan
keluarga terdiri dari :
Aktual (terjadi deficit / gangguan kesehatan)
Resiko (ancaman kesehatan)
Keadaan sejahtera (Wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga :
Diagnosa Keperawatan
Keluarga Aktual
Contoh I
a.
Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (anak M), keluarga
bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi
b.
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (anak M),
keluarga bapak R berhubungan dengan ketidakmauan
keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi
c.
Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan paa balita (anak M), keluarga
bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan
kelurga mengenal masalah kekurangan nutrisi
Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung
3 unsur yaitu kettidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mampuan
mengambil keputusan dan ketidakmampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut
cukup hanya menetukan 1 (satu) diagnosa yaitu diagnosa yang ketiga, akan tetapi
dalam merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga etiologi
tersebut.
Contoh II
Perubahan peran dalam keluarga
(bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran
suami
Contoh III
Keterbatasan gerak pada lansia (Ibu
A) keluarga bapak B berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga
dengan keterbatasan gerak (rematik)
Diagnosa
Keperawatan Keluarga Sejahtera / Potensial
Suatu keadaan diaman keluarga dalam
keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Khusus untuk
diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi
Contoh :
a. Potensial terjadinya kesejahteraan
pada ibu hamil (ibu M) kelurga bapak R
b. Potensial peningkatan status
kesehatan pada bayi (anaka L) keluarga bapak R
c. Potensial peningkatan status
kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R
Menentukan
prioritas masalah keperawatan keluarga
cara membuat
skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
No
|
KRITERIA
|
SKOR
|
BOBOT
|
1
|
Sifat
masalah
Actual (tidak / kurang sehat)
Ancaman Kesehatan
Keadaan Sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
|
2
1
0
|
2
|
3
|
Potensi
masalah untuk dicegah
Tinggi
Sedang
Rendah
|
3
2
1
|
1
|
4
|
Menonjolnya
masalah
Masalah berat, harus segera ditagani
Ada masalah, tetapi tdak perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
Skoring :
Skor X Bobot
Angka
Tertinggi
Catatan :
Skor dihitung bersama dengan keluarga
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
Kriteria I
Siafat masalah : bobot yang lebih
berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena yang pertama memerlukan
tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
Kriteria II
Kemungkinan masalah dapat diubah,
perawat perlu memperhatikan terjangkaunya factor – factor sebagai berikut :
o
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masaalah
o
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
o
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu
o
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan masyarakat
Kriteria III
Potensi masalah dapat dicegah factor
– factor yang perlu diperhatikan :
o
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
o
Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan – tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
o
Adanya kelompok “high Risk” atau
kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah
Kriteria IV
Menonjolnya masalah, perawat perlu
dinilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga.
2.4 Perencanaa
kperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuna khusus serta dilengkapi
dengan criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan
spesikfik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
2.5 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga
berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya.
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
1.
Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara
a.
Memberikan informasi
b.
Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c.
Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
a.
Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
b.
Mengidentifikasi sumber yang dimiliki keluarga
c.
Mendiskusikan tentang konsekuensi tentang tindakan
3.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
a.
Mendemonstrasikan cara perawatan
b.
Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
c.
Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4.
Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat, denagn cara :
a.
Menetukan sumber yang dapat digunakan keluarga
b.
Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5.
Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada denga cara :
a.
Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b.
Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2.6 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan dilakukan
penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat
dilakuaknn secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional
S
: hal – hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif, setelah dialkuakn
intervensi keperawatan. Misalnya : keluarga menyatakan neyeri berkurang
O
: hal – hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan Misal : berat badan naik 1 kg 1 bulan
A
: analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan
P
: perencanaa yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi
Tahapan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi paling akhir.
FORMAT PERENCANAAN
ASUAHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
|
Diagnosa Keperawatan Keluarga
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Rencana Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standar
|
|||
FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
|
Diagnosa Keperawatan Keluarga
|
Tujuan Khusus
|
Tanggal
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang
humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses
untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit
secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga
3.2 Saran
1. Perlu penambahan data pengkajian budaya /transkultural pada pengkajian
asuhan keperawatan keluarga
2. Perlu modifikasi bentuk format terutama untuk keluarga dengan latar
belakang budaya yang kental yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural
Sudiharto Jakarta : EGC
2007
Pengantar keperawatan kesehatan keluarga ( Teori dan Praktek )
Ali, Zaidin
Depok : Raflesia
1999
Perawatan kesehatan keluarga : Suatu proses
Bailon, Salvicion G.
Philippines : S.G. Bailon
1978
Pedoman Keperawatan di Rumah
Hastings, Diana
Jakarta : EGC
2005
Asuhan keperawatan keluarga : Aplikasi dalam praktik
Suprajitno
Jakarta : EGC
2004
Keperawatan keluarga : Teori & Praktik
Friedman , Marilyn M.
Jakarta : EGC
1998
Perawatan kesehatan keluarga
Dep.Kes RI
Jakarta : Dep.Kes RI
1996
Penjabaran delapan fungsi keluarga
BKKBN
Kediri : BKKBN
1995
Perawatan di Rumah
Hasting, Diana
Jakarta : Arcan
1995
Panduan kesehatan keluarga
Dep. Kes RI
Jakarta : Yayasan Essentia Medica
1995
Sudiharto Jakarta : EGC
2007
Pengantar keperawatan kesehatan keluarga ( Teori dan Praktek )
Ali, Zaidin
Depok : Raflesia
1999
Perawatan kesehatan keluarga : Suatu proses
Bailon, Salvicion G.
Philippines : S.G. Bailon
1978
Pedoman Keperawatan di Rumah
Hastings, Diana
Jakarta : EGC
2005
Asuhan keperawatan keluarga : Aplikasi dalam praktik
Suprajitno
Jakarta : EGC
2004
Keperawatan keluarga : Teori & Praktik
Friedman , Marilyn M.
Jakarta : EGC
1998
Perawatan kesehatan keluarga
Dep.Kes RI
Jakarta : Dep.Kes RI
1996
Penjabaran delapan fungsi keluarga
BKKBN
Kediri : BKKBN
1995
Perawatan di Rumah
Hasting, Diana
Jakarta : Arcan
1995
Panduan kesehatan keluarga
Dep. Kes RI
Jakarta : Yayasan Essentia Medica
1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar